JENIS DATA
PENELITIAN
MAKALAH
PENYAJI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Yang
dibina oleh Ibu Dr. Siti Nurrochmah,
M.Kes
OLEH
Mohammad Syamsul Anam
160614800921
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN OLAHRAGA
NOVEMBER 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian hakikatnya
merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang
suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dapat berupa fakta,
konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami
fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi. Masalah masalah yang akan
diselesaikan merupakan pusat perahatian dalam penelitian.
Aktivitas penelitian tidak akan
terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk
memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta
empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah
atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari
berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama
kegiatan penelitian berlangsung.
Menurut Lofland dalam Djaelani
(2013:82) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Jika
dalam penelitian kuantiatif yang menjadi titik perhatian dalam pengumpulan data
adalah sampel yang diperlakukan sebagai subyek penelitian, sedangkan di dalam
penelitian kualitatif tidak berbicara tentang sampel sebagaimana penelitian
kuantitatif, tetapi tentang informan dan aktor/pelaku, kata-kata dan tindakan
informan dan pelaku itulah yang dijadikan sumber data untuk diamati/diobservasi
dan diminta informasinya melalui wawancara/diskusi/dokumentasi.
Berdasarkan sumbernya, data
penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan
data kuantitatif (yang berbentuk angka). Berdasarkan proses atau cara untuk
mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu: Data
diskrit dan Data Kontinum.
Pemahaman peneliti terhadap
jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik
analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang
harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data
kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Oleh karena
itu penulis ingin membahas mengenai jenis data dalam penelitian.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah atau topik pembahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut;
1.
Apakah yang dimaksud
dengan konsep data ?
2.
Bagaimanakah klasifikasi jenis data ?
C.
Tujuan
Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut;
1.
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengetahui, memahami dan mengerti tentang konsep data.
2.
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengetahui, memahami dan mengerti tentang klasifikasi jenis data.
D.
Manfaat
Diharapkan dengan
tersusunnya makalah ini mampu memberikan pengetahuan mengenai konsep atau
pengertian jenis data penelitian hingga klasifikasi jenis data yang digunakan
dalam suatu penelitian.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. KONSEP DATA
Definisi Data secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari DATUM yang berasal dari Bahasa Latin dan
berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam pengertian sehari-hari data
dapat berarti fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat berupa angka-angka maupun
kata-kata. Sedangkan jika dipandang dari sisi Statistika menurut Siswandari
(2009) dalam Aditya (2013:1) Data merupakan fakta-fakta yang akan digunakan
sebagai bahan penarikan kesimpulan. Arikunto (2002:96) data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun berupa angka. Bungin (2001:123)
Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian. Definisi data
sebenarnya memiliki kemiripan dengan definisi informasi, hanya informasi lebih
ditonjolkan dari segi servis,
sedangkan adata lebih ditonjolkan aspek materi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
data merupakan kumpulan fakta (informasi) yang diperoleh dari suatu pengukuran
(angka).
Menurut Aditya (2013:2)
agar data dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan Baik, maka harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut : (1) Obyektif, Data yang diperoleh dari lapangan/hasil
pengukuran, harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya. (2) Relevan, Dalam
mengumpulkan dan menampilkan Data harus sesuai dengan permasalahan yang sedang
dihadapi atau diteliti. (3) Up to Date (Sesuai
Perkembangan), Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus
selalu menyesuaikan perkembangan. (4) Representatif,
Data harus diperoleh dari sumber yang tepat dan dapat menggambarkan kondisi
senyatanya atau mewakili suatu kelompok tertentu atau populasi.
Dari konsep yang
demikian itu, dalam penelitian dilapangan , data lebih banyak disinggung, baik
itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada beberapa penelitian
tertentu, disinggung singgung bagaiman data tersebut sudah dapat dianalisi
dilapangan, sehingga betul betul dapat mencerminkan wajah dari sebuah fakta
yang utuh.
B. KLASIFIKASI
DATA
Data
memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan menurut kekhususan tertentu,
sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang digunakan. Oleh karena
itu data dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang
berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka).
1.
Data
kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh
melalui pemotretan atau rekaman video. Menurut Bungin (2001:124) data
kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian uraian, bahkan dapat
berupa cerita pendek. Jenis data ini kebanyakan digunakan pada penelitian
kualitatif. Contohnya : “amat cantik”, “cantik”, “kurang cantik”, “tidak
cantik”.
Data kualitatif amat bersifat
subjektif, karenanya penelitian yang menggunakan data kualitatif, sesungguhnya
harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif yang dapat
menghamburkan objektivitas data penelitian.
a.
Data Kasus
Ciri khas dari data kualitatif
adalah menjelasakan kasus kasus tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus
tertentu serta tidak bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji hipotesis
tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam
mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data kasus tergantung pada
seberapa luas penelitian kasus tertentu. Oleh karenanya data kasus bisa seluas
indonesia, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dapat beberapa orang, bahkan
satu orang. Dapat juga lembaga tertentu, suatu pranata tertentu dan lain
sebagainya.
b.
Data
Pengalaman Individu
Data ini adalah salah satu bentuk
data kualitatif yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Data
pengalaman individu dimaksud adalah bahwa keterangan mengenai apa yang dialami
oleh individu sebagai warga masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian.
Data pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan unsur unsur subjektif
sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan realita keadaan masyarakat yang
menjadi objek penelitia. Walaupun demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai
sebagai bagian dari realita masyarakat yang diteliti dan bukan maksud untuk
menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
Guna dari data semacam ini adalah si
peneliti dapat memperoleh suatu pandangan dari dalam melalui reaksi, tanggapan,
interprestasi dan penglihatan para warga subjek penelitian serta memperdalam
pengertian secara kualitatif mengenai detail yang tidak dapat diperoleh melalui
wawancara ataupun observasi semata. Misalnya seseorang yang sedang meneliti
pemain sepakbola yang dialami masyarakat.
2.
Data
Kuantitatif
Data ini lebih mudah dimengerti bila
dibandingkan dengan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan,
berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya. Selanjutnya data
kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:
a.
Data Nominal
Data nominal atau sering disebut
juga data kategori, data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek
berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan
perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga
tidak dapat dibandingkan. Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana,
di mana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan
tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada
semua anggota set diberikan angka. Set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih
dan bersisa (mutually exclusive and
exhaustive) (Nazir, 2005:130). Logika perbandingan “>” dan “<” tidak
dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti
penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak
dapat diterapkan dalam analisis data nominal.
Contoh data nominal antara lain:
Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: ( 1 : Laki-laki), ( 2 :
Perempuan). Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya
merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada
data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak
memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut
tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) =
laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3)
yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
b.
Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam
bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Arikunto
(2002:96) data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi. Contoh data diskrit misalnya: (1) Jumlah
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Klojen sebanyak 20. (2) Jumlah siswa
laki-laki di SD 1 Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk di
Kabupaten Ponorogo sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh dengan cara
membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
c.
Data kontinum
Data Kontinum adalah data dalam
bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto
(2002:96) data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan,
angka berjarak atau ukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau
pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum
misalnya: (1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter. (2) IQ Budi adalah
120. (3) Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius. Data
kontinum juga dapat dipisah pisahkan seperti berikut:
1)
Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang
berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang
menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat
diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun
demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Ukuran
ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung
pengertian tingkatan (Nazir, 2005:130). Himpunan tidak hanya dikategorikan pada
persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari pernyataan lebih besar atau lebih
kecil (Saryono, 2011:39). Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal
memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku
perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”.
Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat
dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ).
Contoh jenis data ordinal antara
lain: Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut: (1)
Taman Kanak-kanak (TK), (2) Sekolah Dasar (SD), (3) Sekolah
Menengah Pertama (SMP), (4) Sekolah Menengah Atas (SMA), (5)
Diploma, (6) Sarjana. Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan
bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah
dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan,
misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi
matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
Peringkat (ranking) siswa dalam satu
kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa
pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa
peringkat (2).
2)
Data Interval
Data interval adalah data hasil
pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan
semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval
dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality
interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan.
Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi
matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat
satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data
interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
a)
Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan
termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00
Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10
Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius =
300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang
bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang
bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa
benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka
00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika
diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius
= 320 Fahrenheit.
b)
Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ.
Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110
sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ
150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
c)
Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang
diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku)
sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi
skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner
diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
3)
Data rasio
Data rasio adalah data yang
menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta
data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang
sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat
diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang
membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan
interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a)
Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter
adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan
benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang
berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat
diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data
ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter
memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio
ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang
artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2
kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang
menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak
berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data interval.
b)
Data hasil pengukuran berat suatu benda yang
dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda
yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg.
Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang
terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki
rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg.
dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda
yang beratnya 2 kg, 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya
1 kg.
d.
Data Primer
Data primer adalah data yang
langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan yang
khusus (Surakhmad, 1982:162). Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik
yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan
penyebaran kuesioner.
e.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:193).
Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh
dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai
landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data
penelitian. Bungin (2001:128) data sekunder kemudian dikategorikan menjadi dua
yaitu:
1)
Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber
data sekunder. Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan
penjualan, pengiriman, hasil riset yang lalu dan sebagainya.
2)
Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber
luar. Umpamanya data sensus dan data registrasi, serta data yang diperoleh dari
badan atau lembaga yang aktivitasnya menggumpulkan data atau keterangan yang
relevan dengan/dalam berbagai masalah.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai
sebuah penelitian, dari penelitian tersebut bisa kita ketahui jenis data
seperti apa yang digunakan dalam sabuah penelitian.
Judul
penelitian “Pengembangan Model Latihan Beban
Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan Pada
Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet Di Surakarta)” yang
disusun oleh Nurrul Riyad Fadhli (2013) Program
Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
A. Tujuan
Penelitian
Tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan model latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan fisik
pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan
efisien.
1.
Melaksanaan dan mengetahui hasil studi pendahuluan
yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kemampuan fisik pemain bolavoli
tingkat intermediet di Surakarta.
2.
Mengetahui model latihan beban yang baik
untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di
Surakarta secara efektif dan efisien.
a.
Membuat model latihan beban yang diduga
dapat meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di
Surakarta.
b.
Melaksanakan dan mengetahui hasil
pelaksanaan evaluasi ahli dari penerapan produk pengembangan model latihan
beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.
c.
Melaksanakan dan mengetahui hasil
pelaksanaan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dari
pengembangan model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet di
Surakarta.
3.
Melaksanakan dan
mengetahui hasil uji keefektifan model latihan beban untuk meningkatkan kemampuan
fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
a.
Mengetahui signifikasi perbedaan
kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet yang mengikuti
latihan beban dengan kemampuan fisik pemain bolavoli putra yang melakukan
latihan peningkatan kemampuan fisik secara konvensional.
b.
Mengetahui perbandingan kemampuan
fisik pemain bolavoli tingkat intermediet berdasarkan perbedaan skor tes
akhir dan tes awal kelompok latihan dengan beban dan kelompok latihan
peningkatan kemampuan fisik secara konvensional.
B. Sumber Data
Sumber data adalah subjek
dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian penegembangan model latihan
beban untuk bolavoli ini dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber
data awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk program latihan beban
untuk bolavoli yang dikembangkan. Sumber data tersebut meliputi:
1.
Peneliti
2.
Pelatih bolavoli
3.
Evaluasi Ahli
4.
Atlit Bolavoli (subjek)
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi data analisis
kebutuhan, data penilaian ahli bolavoli, data uji coba kelompok, dan data hasil
uji efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1.
Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi
awal tentang proses latihan kondisi fisik pemain bolavoli putra tingkat
intermediet di Surakarta.
2.
Teknik kuesioner digunakan untuk
mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli, serta pendapat
dari atlit (pengguna produk).
3.
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan fisik pemain
bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
4.
Teknik observasi digunakan untuk
mengumpulkan data catatan lapangan tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan
penelitian (model latihan).
D.
Instrumen
Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Instrumen
Pengumpul Data
|
Kekuatan
otot tungkai
|
Daya
tahan otot perut
|
Daya
tahan otot lengan
|
Daya
tahan otot tungkai
|
Power
otot tungkai
|
Kekuatan
otot lengan
|
Power
otot lengan
|
Intervieu
Guide
|
Kuesioner Campuran
|
Catatan Lapangan
|
Tes Kemampuan Fisik
|
Gambar 1 Bagan instrumen pengumpul data
E. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai berikut:
1.
Data Kualitatif
a.
Hasil observasi dari peneliti.
b.
Hasil wawancara dari pelatih bolavoli pada studi pendahuluan.
c.
Masukan dari ahli bolavoli.
d.
Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.
2.
Data kuantitatif
a.
Data dari evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.
b.
Data dari atlit pada saat uji kelompok termasuk data ordinal.
c.
Data dari hasil pree test dan post tes termasuk data ordinal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Data merupakan
fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. Data
merupakan Kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu pengukuran (angka).
Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Contoh
data kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari,
sepakbola dan sebagainya.
Data kuantitatif dapat dikelompokan menjadi
beberapa yaitu: data nominal, data diskrit, data kontinum. kemudian
data kontinum dibedakan lagi menjadi beberapa sebagai berikut : data ordinal, data interval, dan data
rasio.
B. Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mengetahui jenis data
dalam penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Adity,
D. 2013. Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian. (online), (adityasetyawan.wordpress.com), diakses 27 Oktober
2016.
Arikunto,
S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Bungin,
B. 2001. Metodologi Penelitian Sosial
(Format Format Kuantitatif Dan Kualitatif). Airlangga University Press.
Djaelani,
A R. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam
Penelitian Kualitatif. FPTK IKIP Veteran Semarang, (online), Vol : Xx, No :
1, Maret 2013. Diakses 27 Oktober 2016.
Fadhli,
N R (2013). Pengembangan Model Latihan
Beban Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat
Intermediet Di Surakarta). Program
Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Nazir,
Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia
Indonesia.
Saryono.
2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke-4, Yogyakarta : Mitra
Cendekia Press.
Sugiyono.
2015. Metode Penelitian Pendidikan:
pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad,
S. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah:
Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: TARSITO.