Monday, January 16, 2017

Landasan Historis, Filosofis Pendidikan Jasmani & Olahraga



LANDASAN HISTORIS, FILOSOFIS PENDIDIKAN JASMANI & OLAHRAGA


Mohammad Syamsul Anam

Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjan
Universitas Negeri Malang


Abstrak:  Pendidikan  Jasmani    merupakan  bagian integral  dari  pendidikan  secara  keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani (fisik). Proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga. Perkembangan pendidikan jasmani dan kesehatan juga dipengaruhi oleh sejarah dan peleburan antara bidang umum yang lain, sehingga pendidikan jasmani dan kesehatan menjadi bidang ilmu yang mapan sampai sekarang

Kata Kunci: Landasan, Historis, Filosofis, Pendidikan Jasmani dan Olahraga.


A.     Latar Belakang
Pendidikan  Jasmani    merupakan  bagian integral  dari  pendidikan  secara  keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani (fisik) yang bertujuan untuk mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional (Syarifudin, 1997:3). Pendidikan Jasmani sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu melalui aktivitas jasmani (fisik). Pendidikan  jasmani berbeda dengan mata pelajaran  lain yang membedakannya adalah  alat  yang  digunakan  yaitu  gerak  insani atau manusia yang bergerak secara sadar.
Filsafat akan membantu berfikir secara kritis dan khusus untuk menentukan apa yang harus dicapai dalam pendidikan dan menentukan apa yang akan dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Filsafat adalah cinta kebenaran dan cinta kebijaksanaan, filsafat dipandang sebagai usaha mencari fakta dan nilai dengan tanpa kekeliruan. “Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan hakikat olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga.

Pendidikan jasmani berkembang dengan sangat pesat di dunia pendidikan dibandingkan dengan keadaan yg dulu, sekarang pendidikan jasmani dan olahraga sudah dibilang menjadi bidang studi yag sangat mapan dan pendidikan dianggap sebagai bagian pendidikan. Sejarah merupakan salah satu hal yang harus dipelajari, dengan mengkaji masa lalu (Historis) dapat mengembangkan dasar/acuan dalam menjalankan program pendidikan jasmani dan olahraga.

B.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahuan tentang landasan-landasan filosofis, historis, dalam pendidikan dan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

C.     Ruang Lingkup
Dalam penulisan artikel ini kajian yang dibahas oleh penulis yaitu
1.      Filosofis
a.   Filsafat pendidikan jasmani dan olahraga.
b.   Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga.
2.      Historis
a.   Sejarah Pendidikan Jasmani dan olahraga.
b.   Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Indonesia
c.   Kontribusi sejarah dalm pendidikan jasmani dan olahraga.

D.     Kajian Teori
1.      Filosofis
Filsafat adalah cinta kebenaran dan cinta kebijaksanaan, filsafat dipandang sebagai usaha mencari fakta dan nilai dengan tanpa kekeliruan. Filsafat merupakan salah satu sumber kebenaran yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertindak, baik untuk menjalankan rutinitas kegiatan seharian maupun untuk memecahkan suatu permasalah (Mu’arifin, 2009:10).
Plato (428 -348 SM) : berpendapat bahwa filsafat ialah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni, atau penyelidikan tentang seba-sebab dan dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Aristoteles(384 – 322 SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berusaha mencari prinsip-prinsip dan penyebab - penyebab dari realitas yang ada. Ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang berusaha mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” (being as such).
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.Berikut ini akan dijelaskan mengenai filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
a.      Filosofis Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
 “Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan hakikat olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga” (Edward wiecrozek, (editor), Problem of sport, medicine, and sport training an coaching). Dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang dimaksud permasalah tersebut adalah yang berkenaan dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga.
Penerapan filsafat pada pendidikan jasmani dan olahraga merupkan suatu hal yang vital. “Dengan nilai filosofis yang diyakini kebenarannya, fakta fakta disoroti untuk melahirkan dasar dasar yang akan dipakai sebagai acuan atau pedoman dalam mengembangkan dan menjalankan program pendidikan jasmani dan olahraga” (Mu’arifin, 2009:10). Maksudnya dalam proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga. Berikut ini aliran aliran filsafat dan perbedaan filsafat modern dengan filsafat tradisional dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
1)     Idealisme (pemikiran)
a)     Penjas tidak hanya melibatkan fisik tapi pikiran
b)     Aktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap kepribadian
c)     Penjas merupakan pusat berbagai gagasan
d)     Guru harus menjadi model bagi siswa
e)     Pendidikan ditujukan untuk kehidupan
2)     Realisme (keadaan nyata):
a)     Penjas ditujukan untuk kehidupan misal: mengajar basket untuk melatih kerjasama, dsb
b)     Pesegaran jasmani adalah hasil dari produktivitas
c)     Pengulangan (drills) memegang peranan penting dalam proses belajar
d)     Pendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan sosial yang baik
e)     Permain da rekreasi membantu beradaptasi (adjustment)
3)     Naturalisme
a)     Aktivitas fisik bersifat fisik semata
b)     Hasil belajar diperoleh melalui aktivitas diri
c)     Bermain merupakan bagian penting pendidikan
d)     Penjas berkaitan pengembangan individu
4)     Existensialisme (aliran modern)
a)     Kebebasan memilih
b)     Harus banyak variasi aktivitas
c)     Permainan meningkatkan kreativitas
d)     Siswa tahu diri nya (know themselves)
e)     Guru adalah seorang konsultan

e.      Humanisme (kemanusian)
a)     Menempatkan nilai berdasarkan kemanusiaan dan individual
b)     Menyesuaikan pembelajaran secara inovatif
c)     Kreatif, independen, dan mendorong semua siswa secara merata

Tabel 1.1 Perbedaan pandangan filsafat modern dan tradisional
Sumber: Susanto, Ermawan (Materi kuliah landasan filsafat penjas)

Filsafat Pendidikan jasmani dan olahraga sering kali berubah-ubah karena dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat pendidikan seperti filsafat idealisme, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan eksistensialisme, untuk itu hendaknya pengajar (calon pengajar) fleksibel dalam memandang dan menanggapi aliran filsafat tersebut manakala diterapkan di bidang pendidikan. Pelaksanaan Pedidikan jasmani dan olahraga pada filsafat tradisional cenderung bersifat “Teacher-Centered” sedangkan pelaksanaan Pendidikan jasmani dan olahraga pada filsafat modern cenderung bersifat “Student-Centered’.

b.     Fungsi Filsafat Olahraga
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, tujuan, arah dan menuntun pada jalan jalan baru. Filsafat tidak ada artinya sama sekali jika tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya. Menurut Mu’arifin (2009:16) Filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan hal yang sangat penting karenan bermanfaat dalam pengembangan program dan akan mempengaruhi tindakan sehari hari. Berikut aplikasi filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
1)     Dengan filsafat, makna hakikat pendidikan jasmani dan olahraga dapat terjelaskan, hal ini memudahkan pelaku pendidikan jasmani dan lahraga dapat merumuskan arti, fungsi, dan tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga, sehingga dapat mengurangi tindakan tindakan yang menyimpang dari makna hakikat tersebut.
2)     Dengan filsafat, bidang kajian pendidikan jasmani dan olahraga dapat terjelaskan Hal itu membantu guru dalam menyusun serangkaian materi dan kegiatan pembelajaran/pelatihan yang relevan, dan menghindari adanya tumpang tindih cakupan dengan bidang ilmu lain.
3)     Dengan filsafat, pelaku pendidikan jasmani dan olahraga memiliki daya pikir, sikap, dan tindak yang tepat benar dalam menghadapi suatu persoalan. Melalui filsafat maka seseorang akan mampu pandangan hidup sebagai pedoman hidup memberikan semacam panduan jalan yang harus dilalui oleh seseorang sehingga ia dapat melihat hidup itu menjadi bermakna.
4)     Dengan berpikir secara filsafat maka pelaku pendidikan jasmani dan olahraga dapat memecahkan persoalan-persoalan hidup yang dihadapi. Filsafat sebagai pandangan hidup dapat digunakan oleh guru/pelatih untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang ada di sekitar dirinya.
5)     Dengan berpikir secara filsafat, guru dan pelatih dengan bantuan logika tidak mudah untuk tertipu dengan pernyataan-pernyataan retoris yang bersifat menyesatkan,
6)     Dengan berpikir secara filsafat maka guru dan pelatih mampu menghargai pendapat dan pemikiran orang lain, baik yang memiliki persamaan maupun perbedaan dengan dirinya. Berpikir filsafat berarti berpikir demokratis. Ini berarti bahwa dalam berpikir filsafat, orang dilatih untuk menghargai pendapat atau pemikiran orang yang berbeda dari dirinya. Orang yang memiliki kemampuan berfilsafat yang tinggi akan menghargai kebenaran berpikir yang diyakini oleh orang lain seperti juga ia menghargai kebenaran berpikir yang diyakini oleh dirinya. Dalam hal ini perbedaan pendapat dan perbedaan pemikiran dianggap sebagai suatu eksistensi wacana berpikir yang bersifat dialektika sebagai upaya manusia sebagai makhluk berpikir untuk mencari kebenaran
Sehingga proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.

2.      Historis
Pada awalnya kehadiran pendidikan jasmani dikembangkan untuk membangun manusia seutuhnya dengan menitikberatkan pada keutuhan jasmani dan rohani yang berkembang selaras seimbang sesuai dengan cita cita bangsa (Abduljabar, 2012:i). Pendidikan jasmani juga berkembang menjadi aktivitas jasmani sebagai alat pendidikan, yaitu perancangan aktivitas jasmani sebagai media pencapaian tujuan pendidikan. Pada tahun 1960an pendidikan jasmani dianggap sebagai program yang bertugas membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di setiap sekolah.
Pada tahun 1970an pendidikan jasmani berkembang sebagai “gerak badan” untuk membentuk kesehatan dan kebugaran jasmani. Kemudian tahun 1980 pendidikan jasmani dipengaruhi oleh gerakan sport education di negara amerika, pendidikan jasmani terkesan terkalahkan oleh istilah pendidikan olahraga. Sehingga memunculkan upaya upaya sosialisasi siswa kedalam olahraga dengan membentuk SGO dan SMOA. Berkembang pada era tahun 2000an bahkan sampai tahun 2012, pendidikan jasmani dianggap sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, dan permainan olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.

a.      Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga
1)     Zaman Primatif
Aktivitas fisik rupanya merupakan bagian kehidupan semua. Evolusi manusia diawali dengan gerakan dan perkembangan -homo sapiens. Makhluk yang berpikir, sebagaimana terbesar tergantung pada aktivitas otot-otot. Diduga bahwa aktivitas fisik manusia primitif berkaitan dengan mempertahankan hidup, mencari makan sedang, tempat berteduh dan perlindungan dari keganasan lingkungan serta kelanjutan perkembangan suku. Pengkajian manusia pra-sejarah dilakukan melalui arkeologi dan antropologi dengan meneropong dengan meneropong masyarakat primitif.
2)     Zaman Kuno
Dua kebudayaan kuno yang masih tetap bertahan dan masih tetap hidup adalah Cina dan India sukar sekali melukiskan sejarah kedua kebudayaan tersebut karena harus menjangkau waktu yang jauh ke masa lampau. Cina mewariskan jenis aktivitas fisik dan permainan. Wen-Chang Wu, seorang ahli menunjukkan bahwa pada abad-abad permulaan di Cina, hidup diwarnai oleh tari-tarian, gulat, penahan, pemeliharaan dan berbagai aktivitas fisik.
3)     Zaman Grik
Jika Sumeria merupakan tempat kelahiran, maka Grik mencapai kedewasaannya. Tak ada bangsa lain, sebelum maupun seudah zaman Garik yang meletakkan tekanan yang kuat, tidak hanya pada intelek pada perkembangan dan kesempurnaan jasmani
4)     Zaman Feodolisme dan Ksatria
Feodotisme sebagai cara hidup terdapat dalam abad pertengahan yang timbul dari kekacauan setelah jatuhnya Romawi. Semua kehidupan politik, ekonomi, sosial, terpusat pada feodolisme. Hanya ada dua macam profesi yang terbuka bagi anak muda kelas sosial tinggi, yakni jadi pejabat gereja atau jadi ksatria. Keduanya tumbuh pada zaman gelap sebagai reaksi atau kompensasi jumlahnya pemerintahan pusat. Gereja membutuhkan pejabat yang taat beragama dan intelektual cakap.
5)     Zaman Renesan atau kelahiran Kembali
Abad pertengahan berakhir dengan datangnya zaman renesans atau zaman kelahiran kembali. Zaman ini timbul sekitar abad 14-17.. Zaman renesan adalah zaman ketika rakyat dalam alam dekadensi Roma dengan pengulasan Barbarisme, muncul kembali melepaskan diri dari kedalaman lubuk abad gelap dan abad pertengahan dan mencapai tingkat budaya yang mengasimilasikan dan menghatai kembali budatya Grik dan Roamawi Kuno
6)     Zaman Pendidikan Jasmani Modern di Eropa
Sementara renesans tumbuh bersamaan dengan reformasi Protestan, budaya Eropa memasuki periode nasionalisme. Timbulnya nasionalisme menandai tumbuhnya masyarakat modern. Negara-negara nasional yang kuat mulai terbentuk dibawah kekuasaan monarki. Pertumbuhan ini sebenarnya telah beriangsung lama
7)     Zaman Nasionalisme
Gerakan nasionalisme membawa asas pendidikan universal. Nasionalisme telah berhasil membuat warga negara taat pada negara. Pendidikan dibuat untuk mencapai tujuan itu. Dalam periode ini pendidikan jasmani maju pesat seperti pada zaman Grik. Sistem pendidik jasmani, mencakup olahraga, permintaan dan gimnastik, menjadi bagian integral dari program pendidikan formal, pendidikan yang sengaja diprogram di lembaga-lembaga pendidikan seperti di sekolah-sekolah

b.     Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Indonesia
Catatan - catatan tentang latihan jasmani dan olahraga pada zaman ini masih perlu digali. Dapat dipastikan bahwa olahraga atau latihan jasmani sudah berbeda sifatnya dengan zaman purba atau atau zaman primitif. Bukan hanya untuk mempertahankan diri atau ketangkasan berburu untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi juga mulai adanya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi dan secara terencana dalam usaha pembinaan fisik untuk tujuan tertentu seperti melatih keprajuritan.
1)     Zaman Pendudukan Jepang
Kekuasaan Belanda Berakhir dengan datangnya Jepang pada perang dunia ke 2. Jepang mencoba menarik simpati rakyat untuk bersama-sama mendirikan Asia Timur Raya yang bebas dari penjajahan bangsa barat. Rakyat diajak ikut serta mendukung tentara Jepang dalam perangnya melawan sekutu. Kesempatan ini dipergunakan oleh para pemimpin bangsa Indonesia menanamkan kesadaran kemampuan bangsa Indonesia untuk jadi bangsa merdeka.
2)     Zaman Kemerdekaan
Di zaman Jepang kemerdekaan, pemerintah Repubtik Indonesia sempat menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional PON, di Surakarta Tahun 1948 yang disebut sebagai PON ke 1. PON ini berlanjut terus sampai sekarang setiap 4 tahun sekali dengan jumlah cabang olahraga yang semakin bertambah. Tahun 1947 dalam Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dibentuk bagian yang diserahi tugas melaksanakan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.
Di tambah dengan sejarah istilah pendidikan jasmani di Amerika Serikat berawal dari istilah gymnastics, hygiene, dan physical culture Siedentop (1972). Di tanah air, istilah pendidikan jasmani berawal dari istilah gerak badan atau aktivitas jasmani. Dalam perjalanan sejarah juga pernah mengalami istilah pendidikan olahraga, pendidikan jasmani kesehatan rekreasi, pendidikan jasmani kesehatan, sebelum kembali pada istilah pendidikan jasmani sekarang ini. Perjalanan ini menunjukkan ketidak-konsistenan misi dan visi pendidikan jasmani yang diemban di tanah air, terombang-ambing pengaruh zaman dan budaya serta nilai orientasi yang diyakini masyarakat. Hingga saat ini pun, di sekolah dikenal istilah matapelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, tetapi seolah sepakat semua orang menyebutnya sebagai matapelajaran olahraga. Bahkan diantara para guru-nya pun lebih senang dipanggil sebagai guru olahraga daripada guru pendidikan jasmani. Inilah bukti ketidak-konsistenan arah dan tujuan pendidikan jasmani di tanah air.

c.      Kontribusi Sejarah Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
            Belajar sejarah berarti mengambil makna dari peristiwa masa lalu untuk digunakan memperbaiki masa sekarang dan memprediksi serta mengkondisikan masa yang akan datang. Banyak peristiwa olahraga yang terjadi di masa lalu memberi makna positif bagi perkembangan keolahragaan masa kini. Karena pemahaman yang baik dari masa lalu serta kejelasan masa sekarang ada kecenderungan hidup akan lebih efektif dan lebih siap menghadapi permasalahan masa datang. Menurut Mu’arifin (2010:82) Sejarah pendidikan jasmani, olahraga dan rekreasi tidak terlepas dari sejarah pada umumnya. Ia mempunyai arti dan nilai karena ada dalam konteks semua aspek kehidupan sosial seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan dan budaya. Perkembangan pendidikan jasmani dan kesehatan juga dipengaruhi oleh sejarah dan peleburan antara bidang umum yang lain, sehingga pendidikan jasmani dan kesehatan menjadi bidang ilmu yang mapan sampai sekarang.

E.     Kesimpulan
            Proses berfikir (filosofis) dapat memunculkan dan mengembangkan pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani dan olahraga dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat
pendidikan seperti filsafat idealisme, realisme, naturalisme, eksistensialisme dan humanisme. Pelaksanaan Pedidikan jasmani dan olahraga pada filsafat tradisional cenderung bersifat “Teacher-Centered” sedangkan pelaksanaan Pendidikan jasmani dan olahraga pada filsafat modern cenderung bersifat “Student-Centered’.
            Perkembangan pendidikan jasmani dan kesehatan juga dipengaruhi oleh sejarah dan peleburan antara bidang umum yang lain, sehingga pendidikan jasmani dan kesehatan menjadi bidang ilmu yang mapan sampai sekarang.

F.     Daftar Rujukan

Mu’arifin. 2009. Dasar Dasar Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Universitas Negeri Malang (UM Press). Malang.
Abduljabar, Bambang. 2012. The Joy Of Movement. RISQI PRESS. Bandung.
Susanto, Ermawan. 2015. Dasar Dasar Pendidikan jasmani dan olahraga (Materi Kuliah). UNY.
Syarifudin. 1997. Pokok Pokok Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Proyek Pengembangan Buku Dan Minat Baca. Jakarta

No comments:

Post a Comment