Monday, January 16, 2017

Jenis Data Penelitian



JENIS DATA PENELITIAN





MAKALAH
PENYAJI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Yang dibina oleh Ibu Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes





OLEH
Mohammad Syamsul Anam
160614800921












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
NOVEMBER 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penelitian hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dapat berupa fakta, konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi. Masalah masalah yang akan diselesaikan merupakan pusat perahatian dalam penelitian.
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
Menurut Lofland dalam Djaelani (2013:82) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Jika dalam penelitian kuantiatif yang menjadi titik perhatian dalam pengumpulan data adalah sampel yang diperlakukan sebagai subyek penelitian, sedangkan di dalam penelitian kualitatif tidak berbicara tentang sampel sebagaimana penelitian kuantitatif, tetapi tentang informan dan aktor/pelaku, kata-kata dan tindakan informan dan pelaku itulah yang dijadikan sumber data untuk diamati/diobservasi dan diminta informasinya  melalui wawancara/diskusi/dokumentasi.
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu: Data diskrit dan Data Kontinum.
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Oleh karena itu penulis ingin membahas mengenai jenis data dalam penelitian.

B.       Rumusan Masalah
Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;
1.        Apakah yang dimaksud dengan konsep data ?
2.        Bagaimanakah klasifikasi jenis data ?

C.      Tujuan
Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;
1.        Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan mengerti tentang konsep data.
2.        Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan mengerti tentang klasifikasi jenis data.

D.      Manfaat
Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini mampu memberikan pengetahuan mengenai konsep atau pengertian jenis data penelitian hingga klasifikasi jenis data yang digunakan dalam suatu penelitian.


















BAB II
LANDASAN TEORI

A.      KONSEP DATA
Definisi Data secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari DATUM yang berasal dari Bahasa Latin dan berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam pengertian sehari-hari data dapat berarti fakta dari suatu objek yang diamati,  yang dapat berupa angka-angka maupun kata-kata. Sedangkan jika dipandang dari sisi Statistika menurut Siswandari (2009) dalam Aditya (2013:1) Data merupakan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. Arikunto (2002:96) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun berupa angka. Bungin (2001:123) Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian. Definisi data sebenarnya memiliki kemiripan dengan definisi informasi, hanya informasi lebih ditonjolkan dari segi servis, sedangkan adata lebih ditonjolkan aspek materi. Jadi dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan fakta (informasi) yang diperoleh dari suatu pengukuran (angka).
Menurut Aditya (2013:2) agar data dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan  Baik, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (1) Obyektif, Data yang diperoleh dari lapangan/hasil pengukuran, harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya. (2) Relevan, Dalam mengumpulkan dan menampilkan Data harus sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti. (3) Up to Date (Sesuai Perkembangan), Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus selalu menyesuaikan perkembangan. (4) Representatif, Data harus diperoleh dari sumber yang tepat dan dapat menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili suatu kelompok tertentu atau populasi.
Dari konsep yang demikian itu, dalam penelitian dilapangan , data lebih banyak disinggung, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada beberapa penelitian tertentu, disinggung singgung bagaiman data tersebut sudah dapat dianalisi dilapangan, sehingga betul betul dapat mencerminkan wajah dari sebuah fakta yang utuh.

B.       KLASIFIKASI DATA
Data memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan menurut kekhususan tertentu, sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang digunakan. Oleh karena itu data dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka).

1.        Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Menurut Bungin (2001:124) data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Jenis data ini kebanyakan digunakan pada penelitian kualitatif. Contohnya : “amat cantik”, “cantik”, “kurang cantik”, “tidak cantik”.
Data kualitatif amat bersifat subjektif, karenanya penelitian yang menggunakan data kualitatif, sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif yang dapat menghamburkan objektivitas data penelitian.

a.        Data Kasus
Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji hipotesis tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data kasus tergantung pada seberapa luas penelitian kasus tertentu. Oleh karenanya data kasus bisa seluas indonesia, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dapat beberapa orang, bahkan satu orang. Dapat juga lembaga tertentu, suatu pranata tertentu dan lain sebagainya.

b.        Data Pengalaman Individu
Data ini adalah salah satu bentuk data kualitatif yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Data pengalaman individu dimaksud adalah bahwa keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai warga masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian. Data pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan unsur unsur subjektif sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitia. Walaupun demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari realita masyarakat yang diteliti dan bukan maksud untuk menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
Guna dari data semacam ini adalah si peneliti dapat memperoleh suatu pandangan dari dalam melalui reaksi, tanggapan, interprestasi dan penglihatan para warga subjek penelitian serta memperdalam pengertian secara kualitatif mengenai detail yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara ataupun observasi semata. Misalnya seseorang yang sedang meneliti pemain sepakbola yang dialami masyarakat.

2.        Data Kuantitatif
Data ini lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya. Selanjutnya data kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:

a.        Data Nominal
Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka. Set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa (mutually exclusive and exhaustive) (Nazir, 2005:130). Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal.
Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: ( 1 : Laki-laki), ( 2 : Perempuan). Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).

b.        Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Arikunto (2002:96) data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.  Contoh data diskrit misalnya: (1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Klojen sebanyak 20. (2) Jumlah siswa laki-laki di SD 1 Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk di Kabupaten Ponorogo sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

c.         Data kontinum
Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto (2002:96) data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka berjarak atau ukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya: (1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter. (2) IQ Budi adalah 120. (3) Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius. Data kontinum juga dapat dipisah pisahkan seperti berikut:
1)        Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan (Nazir, 2005:130). Himpunan tidak hanya dikategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil (Saryono, 2011:39). Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu  “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). 
Contoh jenis data ordinal antara lain: Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut: (1)  Taman Kanak-kanak (TK), (2)  Sekolah Dasar (SD), (3)  Sekolah Menengah Pertama (SMP), (4)  Sekolah Menengah Atas (SMA), (5)  Diploma, (6)  Sarjana. Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi  matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).
2)        Data Interval
Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
a)        Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai  10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai  20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.
b)        Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai  110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai  120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
c)        Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
3)        Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a)        Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data interval.
b)        Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg, 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.

d.        Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan yang khusus (Surakhmad, 1982:162). Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.

e.         Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:193). Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian. Bungin (2001:128) data sekunder kemudian dikategorikan menjadi dua yaitu:
1)        Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan penjualan, pengiriman, hasil riset yang lalu dan sebagainya.
2)        Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Umpamanya data sensus dan data registrasi, serta data yang diperoleh dari badan atau lembaga yang aktivitasnya menggumpulkan data atau keterangan yang relevan dengan/dalam berbagai masalah.




















BAB III
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai sebuah penelitian, dari penelitian tersebut bisa kita ketahui jenis data seperti apa yang digunakan dalam sabuah penelitian. 
            Judul penelitian Pengembangan Model Latihan Beban Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli(Studi Pengembangan  Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet Di Surakarta)” yang disusun oleh Nurrul Riyad Fadhli (2013) Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

A.      Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan model latihan beban  yang baik untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan efisien.
1.      Melaksanaan dan mengetahui hasil studi pendahuluan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.
2.      Mengetahui model latihan beban yang baik untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta secara efektif dan efisien.
a.       Membuat model latihan beban yang diduga dapat meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
b.      Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan evaluasi ahli dari penerapan produk pengembangan model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.
c.       Melaksanakan dan mengetahui hasil pelaksanaan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dari pengembangan model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet di Surakarta.
3.      Melaksanakan dan mengetahui hasil uji keefektifan model latihan beban untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
a.       Mengetahui signifikasi perbedaan kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet yang mengikuti latihan beban dengan kemampuan fisik pemain bolavoli putra yang melakukan latihan peningkatan kemampuan fisik secara konvensional.
b.      Mengetahui perbandingan kemampuan fisik pemain bolavoli tingkat intermediet berdasarkan perbedaan skor tes akhir dan tes awal kelompok latihan dengan beban dan kelompok latihan peningkatan kemampuan fisik secara konvensional.

B.       Sumber Data
Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian penegembangan model latihan beban untuk bolavoli ini dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk program latihan beban untuk bolavoli yang dikembangkan. Sumber data tersebut meliputi:
1.      Peneliti
2.      Pelatih bolavoli
3.      Evaluasi Ahli
4.      Atlit Bolavoli (subjek)

C.      Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data analisis kebutuhan, data penilaian ahli bolavoli, data uji coba kelompok, dan data hasil uji efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1.      Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi awal tentang proses latihan kondisi fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
2.      Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli, serta pendapat dari atlit (pengguna produk).
3.      Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
4.      Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model latihan).

D.      Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:


Instrumen
Pengumpul Data
Kekuatan otot tungkai
Daya tahan otot perut
Daya tahan otot lengan
Daya tahan otot tungkai

Power otot tungkai

Kekuatan otot lengan
Power otot lengan

Intervieu Guide
Kuesioner Campuran
Catatan Lapangan
Tes Kemampuan Fisik
 














Gambar 1 Bagan instrumen pengumpul data

E.       Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai berikut:
1.      Data Kualitatif
a.       Hasil observasi dari peneliti.
b.      Hasil wawancara dari pelatih bolavoli pada studi pendahuluan.
c.       Masukan dari ahli bolavoli.
d.      Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.
2.      Data kuantitatif
a.       Data dari evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.
b.      Data dari atlit pada saat uji kelompok termasuk data ordinal.
c.       Data dari hasil pree test dan post tes termasuk data ordinal.




















BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Data merupakan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. Data merupakan Kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu pengukuran (angka).
Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.  Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya.
Data kuantitatif dapat dikelompokan menjadi beberapa yaitu: data nominal, data diskrit, data kontinum. kemudian data kontinum dibedakan lagi menjadi beberapa sebagai berikut : data ordinal, data interval, dan data rasio.
B.       Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mengetahui jenis data dalam penelitian.





















DAFTAR PUSTAKA

Adity, D. 2013. Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian. (online), (adityasetyawan.wordpress.com), diakses 27 Oktober 2016.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Sosial (Format Format Kuantitatif Dan Kualitatif). Airlangga University Press.
Djaelani, A R. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. FPTK IKIP Veteran Semarang, (online), Vol : Xx, No : 1, Maret 2013. Diakses 27 Oktober 2016.
Fadhli, N R (2013). Pengembangan Model Latihan Beban Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan  Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat Intermediet Di Surakarta). Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Cetakan ke-6, Bogor : Ghalia Indonesia.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke-4, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, S. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: TARSITO.